I.
PENDAHULUAN
Produksi palawija khususnya jagung,menunjukkan peningkatan
peningkatan dari tahun ke tahun. Pertambahan jumlah penduduk dan program
perbaikan gizi masyarakat melalui deversifikasi pola makanan, mendorong
permintaan jagung. Selain komoditi jagung sebagai bahan baku industri dalam
negeri semakin meningkat dengan banyaknya industri makanan ternak, industri
minyak jagung dan produk ethanol, dimana varietas jagung hibrida mempunyai
kelebihan dari jagung komposit yaitu produksinya 25-30% lebih tinggi, tahan
rebah,penyakit dan kekeringan serta berumur pendek.
Selain itu tanaman jagung banyak
sekali gunanya,sebab hampir seluruh bagian tanaman dapat dimanfaatkan untuk
berbagai macam keperluan antara lain batang dan daun muda untuk pakan ternak,
batang dan daun tua setelah panen untuk pupuk hijau dan kompos, batang dan daun
kering untuk kayu bakar, batang jagung untuk lanjar(turus), batang jagung untuk
pulp (bahan kertas), buah jagung muda untuk sayuran,bergedel, bakwan,sambal
goreng, biji jagung tua sebagai pengganti nasi,marning, brondong, roti jagung,
tepung, bihun,bahan campuran kopi bubuk, biskuit,pakan ternak, bahan baku
industri bir, industri farmasi, dextrin, perekat, industri tekstil.
II. SYARAT PERTUMBUHAN
1. IKLIM
1. Iklim yang kehendaki oleh
sebagian besar tanaman adalah daerah-daerah beriklim sedang hingga daerah
beriklim sub-tropis/tropis yang basah, jagung dapat tumbuh didaerah yang
terletak antara 0-5 derajat LU hingga 0-40 derajat LS.
2. Pada lahan yang tidak beririgasi,
pertumbuhan tanaman memerlukan curah hujan ideal sekitar 85-200 mm/bulan dan
harus merata. Pada fase pembungaan dan pengisian biji tanaman jagung perlu
mendapatkan cukup air. Sebaiknya jagung ditanam diawal musim hujan, dan
menjelang musimkemarau.
3. Pertumbuhan tanaman jagung sangat
membutuhkan sinar matahari. Tanaman jagung yang ternaungi, pertumbuhannya akan
terhambat/merana dan memberikan biji yang kurang baik bahkan tidak dapat
membentuk buah.
4. Suhu yang dikehendaki tanaman
jagung antara 21-34 derajat C, akan tetapi bagi pertumbuhan tanaman yang ideal
memerlukan suhu optimum antara 23-27 dserajat C. Pada proses perkecambahan
benih jagung memerlukan suhu yang cocok sekitar 30 derajat C.
5. Saat panen jagung yang jatuh pada
musim kemarau akan lebih baik dari pada musim hujan, karena berpengaruh
terhadap waktu pemasakan biji dan pengeringan hasil.
2. MEDIA TANAM
1. Jagung tidak memerlukan
persyaratan tanah yang khusus. Agar supaya dapat tumbuh optimum tanah harus
gembur, subur dan kaya humus.
2. Jenis tanah yang dapat ditanami
jagung antara lain andosol, latosol, grumosol, tanah berpasir. Pada tanah-tanah
dengan tekstur berat masih dapat ditanami jagung dengan hasil yang baik dengan
pengolahan tanah secara baik. Sedangkan untuk tanah dengan tekstur lempung/liat
berdebu adalah yang terbaik untuk pertumbuhan.
3. Keasaman tanah erat hubungannya
dengan ketersediaan unsur-unsur hara tanaman. Keasaman tanah yang baik bagi
pertumbuhan tanaman jagung adalah antara 5,6-7,5.
4. Tanaman jagung membutuhkan tanah
dengan aerasi dan ketersediaan air dalam kondisi baik.
5. Tanah dengan kemiringan kurang
dari 8% dapat ditanami jagung, karena disana kemungkinan terjadi erosi tanah
sangat kecil. Sedangkan daerah dengan tingkat kemiringan lebih dari 8%,
sebaiknya dilakukan pembentukan teras terlebih dahulu.
3. KETINGGIAN TEMPAT
Jagung dapat ditanam di Indonesia
dari dataran rendah sampai di daerah pegunungan yang memiliki ketinggian antara
1000-1800 m dpl. Daerah dengan ketinggian optimum antara 0-600 m dpl merupakan
ketinggian yang baik bagi pertumbuhan tanaman jagung.
II. TEKNIK BERCOCOK TANAM
1. PERSIAPAN
Tanaman jagung memerlukan aerasi dan
drainase yang baik sehingga perlu penggemburan tanah. Pada umumnya persiapan
lahan untuk tanaman jagung dilakukan dengan cara dibajak sedalam 15-20 cm,
diikuti dengan penggaruan tanah sampai rata.
Ketika mempersiapkan lahan,
sebaiknya tanah jangan terlampau basah tetapi cukup lembab sehingga mudah
dikerjakan dan tidak lengket. Untuk jenis tanah berat dengan kelebihan, perlu
dibuatkan saluran drainase.
2. PENANAMAN
Pada saat penanaman tanah harus
cukup lembab tetapi tidak becek. Jarak tanaman harus diusahakan teratur agar
ruang tumbuh tanaman seragam dan pemeliharaan tanaman mudah. Beberapa varietas
mempunyai populasi optimum yang berbeda. Populasi optimum dari beberapa
varietas yang telah beredar dipasaran sekitar 50.000 tanaman/ha Jagung dapat
ditanam dengan menggunakan jarak tanam 100 cm x 40 cm dengan dua tanaman
perlubang atau 100 cm x 20 cm dengan satu tanaman perlubang atau 75 cm x 25 cm
dengan satu tanaman perlubang. Lubang dibuat sedalam 3-5 cm menggunkan tugal,
setiap lubang diisi 2-3 biji jagung kemudian lubang ditutup dengan tanah.
3. PEMUPUKAN
·
Dari
semua unsur hara yang diperlukan tanaman yang paling banyak diserap tanaman
adalah unsur Nitrogen (N), fosfor (P) dan kalium (K).
·
Nitrogen
dibutuhkan tanaman jagung selama masa pertumbuhan sampai pematangan biji.
Tanaman ini menghendaki tersedianya nitrogen secara terus menerus pada semua
stadia pertumbuhan sampai pembentukan biji. Kekurangan nitrogen dalam tanaman
walaupun pada stadia permulaan akan menurunkan hasil.
·
Tanaman
jagung membutuhkan pasokan unsur P sampai stadia lanjut, khususnya saat tanaman
masih muda. Gejala kekurangan fosfat akan terlihat sebelum tanaman setinggi
lutut.
·
Sejumlah
besar kalium diambil tanaman sejak tanaman setinggi lutut sampai selesai
pembungaan.
4. PEMELIHARAAN
Tindakan pemeliharaan yang dilakukan
antara lain penyulaman, penjarangan, penyiangan, pembubuan dan pemangkasan
daun. Penyulaman dapat dilakukan dengan penyulaman bibit sekitar 1 minggu.
Penjarangan tanaman dilakukan 2-3 minggu setelah tanam. Tanaman yang sehat dan
tegap terus di pelihara sehingga diperoleh populasi tanaman yang
diinginkan.
Penurunan hasil yang disebabkan oleh
persaingan gulma sangat beragam sesuai dengan jenis tanaman, jenis lahan,
populasi dan jenis gulma serta faktor budidaya lainnya. Periode kritis
persaingan tanaman dan gulma terjadi sejak tanam sampai seperempat atau
sepertiga dari daur hidup tanaman tersebut.
Agar tidak merugi, lahan jagung
harus bebas dari gulma. Penyiangan dilakukan pada umur 15 hari setelah tanam
dan harus dijaga jangan sampai menganggu atau merusak akar tanaman. Penyiangan
kedua dilakukan sekaligus dengan pembubuan pada waktu pemupukan kedua.
Pembubuan selain untuk memperkokoh batang juga untuk memperbaiki drainase dan
mempermudah pengairan.
Tindakan pemeliharaan lainnya yaitu
pemangkasan daun.Daun jagung segar dapat digunakan sebagai makanan ternak. Dari
hasil penelitian pemangkasan seluruh daun pada fase kemasakan tidak menurunkan
hasil secara nyata karena pada fase itu biji telah terisi penuh.
5. PENGAIRAN
Air sangat diperlukan pada saat
penanaman, pembungaan (45-55 hari sesudah tanam) dan pengisian biji (60-80 hari
setelah tanam). Pada masa pertumbuhan kebutuhan airnya tidak begitu tinggi
dibandingkan dengan waktu berbunga yang membutuhkan air terbanyak. Pada masa
berbunga ini waktu hujan pendek diselingi dengan matahari jauh lebih baik dari
pada huja terus menerus.
Pengairan sangat penting untuk
mencegah tanaman jagung agar tidak layu. Pengairan yang terlambat mengakibatkan
daun layu. Daerah dengan curah hujan yang tinggi, pengairan melalui air hujan
dapat mencukupi. Pengairan juga dapat dilakukan dengan mengalirkan air melalui
parit diantara barisan jagung atau menggunakan pompa air bila kesulitan
air.
6. PENYAKIT DAN HAMA
Tanaman jagung terdiri atas akar,
batang, daun, bunga dan biji. Beberapa jenis hama dan penyakit tanaman jagung
yang sering merusak dan menggangu pertumbuhan jagung dan mempengaruhi
produktivitas antara lain :
·
Hama
tanaman jagung, macam-macamnya : hama lundi, lalat bibit, ulat tanah, ulat
daun, penggerek batang, ulat tentara, ulat tongkol.
·
Penyakit
tanaman jagung, macam-macamnya : bulai, cendawan, bercak ungu, karat.
Sebelum terjadinya serangan hama dan
penyakit pada tanaman jagung tersebut maka dapat dilaksanakan langkah-langkah
pencegahan dengan cara:
·
Penggunaan
varietas bibit yang resisten
·
Penggunaan
teknik-teknik agronomi
·
Penggunaan
desinfektan pada benih yang akan ditanam
·
Pemeliharaan
dan pemanfaatan musuh-musuh alami
7. PANEN
Waktu panen jagung di pengaruhi oleh
jenis varietas yang ditanam, ketinggian lahan, cuaca dan derajat masak. Umur
panen jagung umumnya sudah cukup masak dan siap dipanen pada umur 7 minggu
setelah berbunga.
Pemanenan dilakukan apabila jagung
cukup tua yaitu bila kulit jagung sudah kuning. Pemeriksaan dikebun dapat
dilakukan dengan menekankan kuku ibu jari pada bijinya, bila tidak membekas
jagung dapat segera dipanen.
Jagung yang dipanen prematur
butirannya keriput dan setelah dikeringkan akan menghasilkan butir pecah atau
butirnya rusak setelah proses pemipilan. Apabila dipanen lewat waktunya juga
akan banyak butiran jagung yang rusak. Pemanenan sebaiknya dilakukan saat tidak
turun hujan sehingga pengeringan dapat segera dilakukan. Umumya jagung dipanen
dalam keadaan tongkol berkelobot (berkulit).
8. PASCA PANEN
Penanganan pasca panen bisa dengan
cara pengeringan, pada umumnya dilakukan dengan menghamparkan jagung dibawah
terik matahari menggunakan alas tikar atau terpal. Pada waktu cerah penjemuran
dapat dilakukan selama 3-4 hari. Dapat juga menggunakan mesin grain dryer. Kemudian
jagung dipipil, agar segera dijemur kembali sampai kering konstan (kadar air
kurang lebih 12%) agar dapat disimpan lama, biasanya memerlukan waktu
penjemuran 60 jam sinar matahari.
Pengolahan jagung ada 2 macam yaitu
:
1. Pengolahan basah (wet process),
adalah pengolahan jagung yang dilakukan dengan merendam jagung terlebih dahulu
di dalam air sehingga menghancurkannya lebih mudah, dan setelah itu
dikeringkan.
2. Pengolahan kering (dry process),
adalah pengolahan secara kering tanpa perendaman, biasanya menghancurkannya
lebih sukar dibandingkan dengan cara basah.
Penanganan pasca panen jagung adalah
semua kegiatan yang dilakukan sejak jagung dipanen sampai dipasarkan kepada
konsumen, kegiatannya meliputi : pemanenan,pengangkutan, pengeringan,
penundaan, perontokan dan penyimpanan. Kegiatan penanganan pasca panen pada
umumnya dilakukan oleh petani, kelompok tani, koperasi dan para pedagang
pengumpul serta didukung oleh berbagai lembaga dalam masyarakat dalam satu
kesatuan, maka disebut dengan istilah Sistem Penanganan Pasca
Panen.
Cara penanganan panen dan pasca
panen yang kurang baik akan memberikan dampak yang buruk terhadap mutu jagung,
apabila mutu jagung menurun, maka harga jual menurun dan pendapatan petani
menjadi lebih rendah. Faktor-faktor lain yang ikut mempengaruhi baik buruknya
mutu jagung adalah adanya jamur dan cendawan yang ditandai dengan warna
kehitam-hitaman, kehijau-hijauan atau putih pada buah jagung. Salah satu
diantara jamur tersebut adalah Aspergilis sp yang menghasilkan racun aslatoksin
dan berbahaya bagi manusia maupun ternak lainnya, jamur tersebut dapat
dimatikan dengan pemanasan tetapi racunnya tidak dapat ditangkal dengan pemanasan.
No comments:
Post a Comment