Sunday, 21 February 2016

ARTIKEL TENTANG POHON PINUS



1.      DESKRIPSI PINUS

a.      Akar 
           Sistem akar pada Pinus merkusii  adalah bersistem akar tunggang (Radix Primaria), kuat, bercabang dan  Biasanya berwarna coklat. Akar tunggang memiliki ciri khas yaitu pada akar lembaga tumbuh terus menjadi akar pokok yang bercabang-cabang menjadi akar-akar yang lebih kecil, sehingga dapat memberi kekuatan yang lebih besar kepada batang, dan juga daerah perakaran menjadi luas hingga dapat menyerap air dan zat-zat makanan yang lebih banyak.

b.      Batanng
          Batang kayu pinus memiliki ciri warna teras yang sukar dibedakan dengan gubalnya, kecuali pada pohon berumur tua, terasnya berwarna kuning kemerahan, sedangkan gubalnya berwarna putih krem. Pinus merupakan pohon yang tidak berpori namun mempunyai saluran damar aksial yang menyerupai pori dan tidak mempunyai dinding sel yang jelas. Permukaan radial dan tangensial pinus mempunyai corak yang disebabkan karena perbedaan struktur kayu awal dan kayu akhirnya, sehingga terkesan ada pola dekoratif. Riap tumbuh pada pinus agak jelas terutama pada pohon-pohon yang berumur tua, pada penampang lintang kelihatan seperti lingkaran-lingkaran memusat

Pohon ponus merkusi mempunyai batang yang dibagian bawahnya lebih besar dan ke ujung semakin mengecil, jadi batangnya dapat dipandang sebagai suatu kerucut atau limas yang memanjang

dilihat dari berbagai segi, batang pada pinus merkusi berstruktur sebagai berikut :
·         Bentuk Penampang Melintangnya
Di lihat penampang melintangnya, batang pada Pinus merkusii  berbentuk bulat (Teres). Tegakan masak dapat mencapai tinggi 30 m dengan diameter 60 – 80 cm. Tegakan tua mencapai tinggi 45 m dengan diameter 140 cm. Tajuk pohon muda berbentuk pyramid, setelah tua menjadi lebih rata dan tersebar.

·         Permukaan Batang
Permukaan pada batang Pinus merkusii  adalah memperlihatkan retak-retak, biasanya berwarna coklat. Kulit pohon muda abu-abu, sesudah tua berwarna gelap, alur dalam. kulit berwarna coklat tua , kasar beralur dalam dan menyerpih dalam kepingan panjang. Kayu bertekstur halus, bila diraba licin dan mengandung damar (resin), permukaan mengkilap warna kuning muda, serat halus (Dirjen Kehutanan 1976). Struktur kayu pinus tidak berpori dengan parenkim melingkari saluran damar, memiliki berat jenis (BJ) rata-rata 0,55 (terendah 0,40 dan tertinggi 0,75) dengan kelas kuat II sampai III dan kelas awet IV. Kulit pohon berwarna abu-abu muda, sesudah tua berwarna gelap, alur dalam. Terdapat 2 jarum dalam satu ikatan dengan panjang 16-25 cm.

·         Arah Tumbuh Batang
Arah tumbuh batang ini adalah arah yang lazim pada tumbuhan lainnya yaitu tumbuh tegak lurus ke atas (erectus).

·         Percabangan Batang
Batang Pinus merkusii, percabangan batangnya monopodial karena bisa di lihat bahwa batang pokok tampak lebih jelas (lebih cepat pertumbuhannya) daripada cabang-cabangnya. : Batang pada Pinus merkusii berupa batang berkayu berbentuk bulat (teres) dengan permukaan batang beralur (sulcatus). Arah tumbuh tegak lurus (erectus) dengan percabangan monopodial

c.       Daun
Tanaman ini daunnya termasuk daun majemuk dengan kedudukan daun folia sparsa. Bangun daun acerocus (jarum), yaitu berupa bangun paku, lebih kecil dan meruncing panjang. Daunnya tidak ada bagian yang terlebar atau dari pangkal sampai ujung hampir sama lebar

Daunnya jarang yang berdaun lebar, jarang yang bersifat majemuk, dan sistem pertulangan daunnya tidak banyak ragamnya.
Daun bentuk jarum dan berkelompok atau serupa sisik; daun dan sisik tersusun spiral; sisik dan braktea lepas. Panjang daun 10-20cm, Pangkal daun diselubungi sisik berupa selaput tipis, Warna daun hijau Daun,  Ujung daun meruncing, tepi daun Rata, Pangkal daun romping, Daun Majemuk beranak daun dua, Ranting pendek mirip pasak berdaun dua, berbentuk jarum.

d.      Bunga
Pinus merkusii Jungh & De Vr merupakan tumbuhan berumah satu ( monoecus unisexsualis). Bunga terbagi menjadi strobilus jantan dan betina. Strobilus jantan berbentuk silindris dengan panjang 2-4 cm. Sedangkan strobilus betina berbentuk kerucut, ujungnya runcing, bersisik dan biasanya berwarna coklat, pada tiap bakal biji terdapat sayap. Bunga muda berwarna kuning sedangkan bunga tua berwarna coklat. Strobili betina banyak terdapat di sepertiga bagian atas tajuk terutama di ujung dahan.

e.       Buah
Pinus merkusii Jungh & De Vr memiliki buah berbentuk kerucut, silindris dengan panjang 5-10 cm dan lebar 2-4 cm. Lebar setelah terbuka lebih dari 10 cm berbentuk kerucut, silindris, panjang 5 – 10 cm, lebar 2 – 4 cm. Lebar setelah terbuka lebih dari 10 cm.

f.       Biji  
            Bijinya berbentuk pipih dan bulat telur dilengkapi dengan sayap, dihasilkan pada setiap dasar bunga atau sisik buah, setiap sisik menghasilkan dua biji, biji biasanya berwarna putih kekuningan.

2.      KLASIFIKASI

Klasifikasi tumbuhan Pinus merkusii Jungh & De Vr :
-          Kingdom           : Plantae (Tumbuhan)
-          Sub Kingdom  : Tracheobionta (Tumbuhan berpembuluh)
-          Divisio             : Spermatophyta (Menghasilkan biji)
-          Super Divisio  : Gymnospermae
-          Classis              : Coniferinae
-          Sub Classis       : Dillenidae
-          Ordo                : Coniferales
-          Famili               : Pinaceae          
-          Genus               : Pinus
-          Spesies             : Pinus merkusii Jungh.& De Vr
3.     GAMBAR POHON PINUS














4.      CIRI – CIRI DAN MANFAAT POHON PINUS

a.      Ciri – cirri
Tumbuhan pinus memiliki ciri ciri khusus. Ciri ciri tumbuhan pinus adalah sebagai berikut :
·         Daun tumbuhan pinus menyerupai jarum 
·         Tumbuhan pinus merupakan tumbuhan berbiji terbuka atau gymnospermae 
·         Alat reproduksi tumbuhan pinus adalah strobilus

b.      Manfaat Pohon Pinus
Tusam atau pinus adalah tumbuhan yang semuanya tergabung dalam marga Pinus. Di Indonesia penyebutan tusam atau pinus biasanya ditujukan pada tusam Sumatera. Pohon pinus banyak terdapat di hutan-hutan milik Perhutani. Tanaman pinus sengaja ditanam untuk dimanfaatkan kayu dan getahnya, serta konservasi lahan.Hampir semua bagian pohonnya dapat dimanfaatkan, antara lain bagian batangnya dapat disadap untuk diambil getahnya. Getah pinus dapat diolah menjadi bahan pengencer cat. Hasil kayunya bermanfaat untuk konstruksi, korek api, pulp, dan kertas serat panjang.
·         Kertas yang sering kita gunakan umumnya terbuat umumnya terbuat dari kayu atau lebih tepatnya dari serat kayu dicampur dengan bahan-bahan kimia sebagai pengisi dan penguat kertas. Kayu yang digunakan di Indonesia umumnya jenis pinus. Di mesin pembuat kertas, serat kayu ini dicampur dengan kayu yang berserat panjang contohnya pohon pinus.

Selain untuk membuat kertas, masih banyak manfaat lainnya dari pohon pinus. Keindahan dan aroma pohon pinus sangat menyegarkan. Aroma pinus juga digunakan untuk terapi. Namun ternyata, pohon pinus masih menyimpan manfaat lain untuk kesehatan.

·         Flavonoid dan vitamin C
Kulit pohon pinus dan daun jarumnya mengandung banyak vitamin C. Pohon pinus juga sarat akan antioksidan. Setelah diolah menjadi obat, ekstrak pohon pinus dapat memperlancar peredaran darah, menghilangkan rasa nyeri di lutut, dan obat untuk meningkatkan daya ingat pada lanjut usia.

·         Mengurangi stres
Penelitian di Universitas Kyoto Jepang menunjukkan bahwa berjalan-jalan di hutan pinus selama 15 menit per hari mampu menurunkan stres. Jika kita sulit menemukan hutan pinus, maka dapat diganti dengan menggunakan minyak esensial pinus atau cemara. Aroma pinus juga dapat menenangkan emosi.

·         Sembuhkan bronkitis
Kemampuan pinus tak hanya untuk menenangkan diri, tetapi juga bisa meredakan pilek, sinus, sesak napas,dan bronkitis. Caranya mudah, tambahkan tiga tetes minyak esensial pinus pada semangkuk air panas. Kemudian tutupi kepala dengan handuk, dan hirup aroma pinus melalui hidung dan mulut.

·         Redakan nyeri otot
Minyak pinus juga bisa digunakan untuk meredakan nyeri otot. Caranya, tambahkan lima tetes minyak pinus dengan dua sendok minyak sayur. Lalu, pijatkan pada bagian otot tubuh yang nyeri.

No comments:

Post a Comment